Kunjungi Web Kami : Kantor Pusat | KB-TK | SD | SMP Surabaya | SMP Deltasari

MENINGKATKAN PARTISPASI AKTIF PESERTA DIDIK MELALUI STRATEGI REFLEKSI BERDIFERENSIASI METODE TPACK

Awesome Image

 

A.    Deskripsi Studi Kasus

Praktik pengalaman lapangan yang telah saya lakukan selama satu semester, beragam kasus yang ditemukan saat proses pembelajaran berlangsung dalam kelas. Kasus yang saya temukan seperti minimnya partisipasi peserta didik dalam kegiatan diskusi kelompok dan rendahnya motivasi peserta didik dalam proses menjawab pertanyaan serta refleksi pembelajaran. Pertama, minimnya partisipasi siswa dalam kegiatan diskusi kelompok dilihat dalam aktivitas peserta didik dalam mengerjakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Selama kegiatan pengerjaan LKPD masih ada peserta didik yang melakukan aktivitas lain seperti duduk bercerita dengan teman lain selama diskusi berlangsung, sehingga dalam mengerjakan LKPD hanya satu atau dua peserta didik yang aktif dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan LKPD yang diberikan oleh guru. Kedua, rendahnya rendahnya motivasi peserta didik dalam menjawab pertanyaan serta refleksi pembelajaran  selama proses pembelajaran berlangsung dapat dilihat materi hasil pengerjaan LKPD yang banyak mendapatkan kesahalan dalam poin skorsnya, serta antusias dalam menjawab pertanyaan cenderung pasif. Ketiga, dalam proses refleksi pembelajaran, peserta didik masih bingung tentang materi yang dipelajari dan responnya yang masih kurang bersemangat. Keempat, SMP Al Falah Deltasari, merupakan sekolah yang tidak memperbolehkan peserta didiknya membawa gawai/ handphone ke sekolah, sehingga dalam menerapkan metode TPACK  (Technological Pedagocal Content Knowledge) dengan penggunaan gawai agak kesulitan.

 

B.       Analisis Situasi

Situasi yang terjadi pada saat perancangan pembelajaran adalah belum adanya pengetahuan terkait karakteristik peserta didik. Adapun evaluasi yang saya lakukan adalah melakukan observasi terlebih dahulu  melaui asesmen awal pembelajaran (tes diagnostik kognitif dan non kognitif sederhana) untuk mengamati bagaimana kebiasaan peserta didik, hal apa yang mereka sukai dan bagaimana respon peserta didik terhadap tindakan yang dilakukan guru model sebelumnya. Hal ini sangat membantu saya untuk merancang dan merencanakan pembelajaran yang akan saya terapkan dalam kelas.

Adapun hasil dari analisis situasi dari evaluasi karakteristik peserta didik yang saya dapatkan ialah minimnya partisipasi peserta didik dalam diskusi kelompok yaitu beberapa peserta didik yang merasa tidak percaya diri untuk berbicara di depan kelompok. Rasa tidak percaya diri ini dapat menjadi hambatan bagi partisipasi mereka dalam diskusi kelompok. Jika beberapa peserta didik mendominasi diskusi kelompok dan terus-menerus mengambil alih pembicaraan, peserta lain merasa terpinggirkan dan enggan untuk berpartisipasi. Dominasi ini dapat menciptakan lingkungan yang tidak kondusif dan mengurangi partisipasi peserta didik secara keseluruhan dan kelompok terlalu besar menyebabkan  peserta didik merasa sulit untuk menemukan kesempatan untuk berbicara dan lebih cenderung menjadi pendengar pasif.

Peran saya untuk mengatasi permasalahan rendahnya partisipasi peserta didik, saya memberikan media pembelajaran yang menarik sehingga menimbulkan keingintahuan siswa dalam belajar, contohnya adalah diawal pembelajaran saya menampilkan video melalui media sosial yang sering digunakan siswa seperti Tiktok, Instagram dan Youtube. Kemudian saya juga memvariasikan pembelajaran dengan game interaktif yang disukai peserta didik dan terintegrasi dengan teknologi digital tanpa mengesampingkan media pembelajaran yang konvensional.

Adapun yang terlibat dalam perancangan dan evaluasi yang dilakukan diantaranya adalah saya sendiri sebagai guru yang merancang dan melaksanakan pembelajaran, serta rekan sejawat dalam internal sekolah dan eksternal yang membantu melakukan observasi dan evaluasi serta membantu dalam merancang perbaikan dalam pembelajaran, dan peserta didik yang menjadi target sasaran observasi. Rekan sejawat internal membantu saya dapat mengevaluasi peserta didik, sedangkan rekan sejawat eksternal membantu dalam mengembangkan media pembelajaran serta metode belajar yang saya buat.

Tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam merancang dan mengevaluasi pembelajaran diantaranya ialah yang pertama peserta didik mudah merasa bosan dengan media pembelajaran yang diberikan sehingga saya sebagai guru harus mampu memberikan variasi disetiap pertemuan, yang kedua adalah saat menerapkan pembelajaran berbasis teknologi peserta didik di sekolah saya tidak diizinkan membawa gawai, sehingga ketika menerapkan metode TPACK (Technological Pedagocal Content Knowledge) kadang merasa kesulitan. Ketiga ialah saat melakukan refleksi diakhir pembelajaran siswa tidak sunggung-sungguh dalam menjawab soal refleksi sehingga guru terhambat melakukan evaluasi karena hasil refleksi tidak sesuai dengan keadaan yang terjadi di kelas.

 

C.  Alternatif Solusi

Beragam permasalahan yang saya temukan selama praktik pengalaman lapangan membuat saya menemukan berbagai alternatif solusi dalam memecahkan masalah tersebut diantaranya: menggunakan platform gamifikasi pembelajaran online seperti quiziz tanpa menggunakan gawai, yaitu dengan menggunakan mode kertas/paper. Saya juga menyediakan media pembelajaran Bahasa Indonesia yang konvensional, yaitu amplop teks prosedur, papan emoji, serta toko soal dengan judul dan jenis soal yang bervariasi.

Saya juga menciptakan kondisi pembelajaran yang melibatkan pengalaman belajar peserta didik. Hal yang perlu diberdayakan demi terbudayakannya kemampuan berpikir siswa khususnya kemampuan berpikir kreatif, penciptaan kondisi pembelajaran dapat dilakukan salah satunya melalui penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan strategi diferensiasi dengan harapan meningkatkan proses berpikir kreatif siswa dalam mencari gagasan, konsep dan menemukan jawaban sendiri dari suatu permasalahan yang ditanyakan serta mampu mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya sesuai dengan minat dan gaya belajarnya. Ketika berpikir aktif dan kreatif meningkat diharapkan pula dapat meningkatkan hasil belajar yang selama ini menjadi tolak ukur guru. Hal tersebuat sudah saya buat dalam merancang proses pembelajaran maupun dalam pelaksanaanya.

Seluruh media pembelajaran yang saya sediakan, selain menarik, juga  melibatkan semua peserta didik dalam proses penyelesaiannya serta mengakomodir minat belajar peserta didik. Sehingga, peserta didik  secara aktif mampu menemukan sendiri masalah-masalah yang terdapat pada LKPD dan memunculkan pertanyaan berdasarkan masalah, mencari sendiri jawaban atas pertanyaan yang di temukan serta menyajikan hasil dalam media yang mereka inginkan, seperti infografis, mind mapping, tabel, dan sebagainya. Sehingga mereka lebih bebas membuat ide berdasarkan pengelaman belajar, mencari informasi yang berkaitan dengan masalah dan mengomunikasikannya.

Berikut adalah contoh modul ajar yang saya gunakan dalam diferensiasi pembelajaran:

https://drive.google.com/file/d/1_C9w-ST_yX1Xr68TmkadgXabzZueSS7c/view?usp=drivesdk

Berikut adalah video pembelajaran diferensiasi yang sudah saya lakukan:

https://youtu.be/bwvCJPPuPyI?si=BeUJVyoGV1d3OnDC

Berikut adalah video refleksi diferensiasi menggunakan media pasar soal yang sudah saya lakukan:

https://vt.tiktok.com/ZSNCDmBkB/

Berikut adalah video pembelajaran menggunakan metode TPACK tanpa gawai yang sudah saya lakukan:

https://vt.tiktok.com/ZSNCDx9ob/ 

Menggunakan pembelajaran yang aktif seperti di atas, memberikan kesempatan kepada peserta untuk lebih bertanggungjawab serta memberikan suasana aktif dalam kelas. Selain itu, kita bisa melakukan refleksi diakhir pembelajaran untuk mengevaluasi dan memperbaiki pembelajaran yang lebih efektif efesien dan inovatif sesuai kebutuhan peserta didik.

D.      Evaluasi

Hasil dan dampak dari langkah nyata yang telah saya lakukan adalah yang pertama pembelajaran di kelas menjadi lebih aktif, terstruktur, dan sesuai dengan minat kebutuhan peserta didik.  Hal ini disebabkan penerapan strategi diferensiasi dengan mengombinasikan model problem based learning dan TPACK mudah dipahami oleh peserta didik, terutama setelah beberapa kali pertemuan peserta didik sudah bisa menyesuaikan dengan cepat dan mengkondisikan kelompoknya dalam berdiskusi. Yang kedua minat dan partisipasi siswa meningkat, hal ini dapat saya rasakan setelah menggunakan berbagai media interaktif dan digital, serta memadukan dengan media pembelajaran konvensional yang erat dengan kehidupan peserta didik, mereka terlihat tertarik untuk mengikuti pembelajaran.  Peningkatan yang paling menonjol dari berbagai media yang saya terapkan adalah aplikasi quiziz menggunakan mode papers serta pasar soal. Peserta didik terlihat sangat antusias menjawab pertanyaan yang saya tampilkan bahkan hampir seluruh peserta didik di kelas saat itu menjawab dengan jawaban benar. Adanya Pasar Soal membuat peserta didik memilih sesuai soal yang dia bisa dan skor yang dia inginkan. Sehingga membuat peserta didik lebih antusias dan menjawab dengan jawaban benar.

 

Prev Next

Komentar

Belum ada komentar, jadilah pertama untuk berkomentar

Tinggalkan Komentar



keyboard_arrow_up