Pembelajaran di luar kelas (outing class) merupakan salah satu program yang bertujuan memberikan tambahan wawasan, ketrampilan dan keahlian dasar tertentu sebagai sarana menumbuhkan kreativitas siswa. Outing class juga merupakan metode belajar yang menyenangkan dengan mengajarkan kepada siswa untuk lebih dekat dengan alam dan lingkungan sekitar, sekaligus menjadi media yang efektif dan efisien dalam menyampaikan pembelajaran yang bukan di dasarkan dari teori saja tapi juga pembuktian di lapangan secara langsung.
Selain hal di atas, pembelajaran ini akan menambah pengetahuan dan kecintaan siswa terhadap alam sekitar, mengurangi kejenuhan dalam belajar di kelas sehingga mudah menerima informasi, menambah kepedulian tentang alam sekitar, meningkatkan kemampuan dalam bercerita, merangsang kreativitas, menambah pengetahuan guru dalam merencanakan strategi pembelajaran, dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
Oleh karena itu, Selasa, 13 Februari 2024, SMP Al Falah Deltasari Sidoarjo mengajak 66 siswa siswi kelas 7 untuk melakukan studi ekskursi dengan tema LOCAL CULTURAL, LITERACY, AND TECHNOLOGY. Kegiatan yang di dampingi 13 ustadz dan ustadzah dengan diketuai oleh Ust. Tawwab ini mengunjungi florawisata santerra de laponte Pujon Malang. “Tujuannya, untuk dikenalkan pada tempat tersebut sebagai salah satu tempat rekreasi di kota Malang yang bisa digunakan sebagai media atau sumber belajar.” kata Ust. Tawwab.
Banyak hal yang bisa dipelajari di sini, karena tempat wisata yang ada sejak tahun 2019 ini dibangun di atas tanah seluas 5 hektar dengan konsep taman bunga dengan ratusan jenis tanaman bunga hias yang indah dan berwarna-warni. Siswa bisa bertanya kepada petugas tentang jenis bunga tertentu, mulai dari pembibitannya sampai pada perawatannya seperti apa sehingga tanaman bunganya tampak rapi, indah, dan menyenangkan. Ada juga spot foto yang instagramable, tempat mainan untuk anak-anak, serta kuliner ala garden.
Setelah siswa puas menikmati indahnya taman bunga dan bermain, perjalanan dilanjutkan menuju Wisata Edukasi Susu Batu (WESB). “Di sini, siswa akan menambah wawasan tentang proses pengolahan dan alur pembuatan susu sapi menjadi beberapa produk nandhi serta proses budidaya lebah madu dan pengolahannya,” Ust. Tawwab menambahkan.
Wisata Edukasi Susu Batu (WESB) juga memiliki pabrik ice cream. Siswa akan dijelaskan bagaimana cara membuat ice cream, bahan apa saja yang digunakan untuk membuat ice cream, dan apa saja jenis ice cream yang diproduksi, sehingga siswa mengetahui pengolahan dan juga alur pembuatan ice cream yang terbuat dari susu sapi murni tersebut serta bisa menemukan perbedaan disetiap jenisnya.
Tidak hanya ice cream, ternyata ada juga pabrik keju dan butter, serta pabrik coklat sebagai pabrik terbaru. Siswa akan mendapatkan materi terkait cara pengolahannya, hingga berkesempatan untuk mencicipi keju cheddar yaitu keju yang terbuat dari susu sapi yang sudah dipasteurisasi. “Keunikan dari keju ini adalah semakin tua usia keju ini, maka semakin enak dan mahal harganya, bahkan ada yang berusia 11 tahun.” kata petugas yang menjelaskan.
Dalam kegiatan ini, siswa menerapkan pembelajaran yang memanfaatkan media sosial dan elektronik sebagai sarana observasi dan media pelaporan dalam bentuk vlog, sehingga budaya literasi dalam bentuk karya tulis berupa teks narasi fantasi dapat ditingkatkan dan dikembangkan secara maksimal.
Pembelajaran melalui metode karya wisata yang berupa melakukan pengamatan dan interaksi secara langsung terhadap obyek dan sumber belajar ini dapat menciptakan kondisi dan nuansa belajar yang berbeda dari rutinitas pembelajaran di sekolah sehingga diharapkan para siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi dan menyenangkan.
Apalagi kegiatan ini menjadi sangat menarik karena dikemas dengan pembelajaran yang santai dan menyenagkan, di dalamnya ada lomba membuat minivlog yang tentunya para siswa dituntut untuk mengeluarkan daya imajinasinya, kreativitasnya, dan ketrampilannya secara maksimal sehingga akan menghasilkan karya yang terbaik, dengan demikian akan membuat kegiatan ini semakin berkualitas.
“Studi literasi ini yang disasar tidak hanya literasi baca tulis saja (membuat narasi fiksi) untuk dijadikan buku antalogi, namun mereka juga mampu menuangkan dalam bentuk audiovisual yaitu membuat minivlog, kemudian diunggah di medsos. Hal ini untuk mengajarkan kepada siswa agar bisa memanfaatkan media sosial sebagai wahana dalam ber IT-Preneur.” ujar Usth. Riri, sie acara dalam kegiatan ini. Semoga berkah. (Zn)
Belum ada komentar, jadilah pertama untuk berkomentar