SMP Al Falah Deltasari Sidoarjo memperingati Hari Santri Nasional 2024 dengan penuh khidmat melalui apel pagi yang digelar di lapangan sekolah usai pelaksanaan salat duha. Seluruh siswa, guru, dan karyawan turut serta dalam apel dengan mengenakan pakaian khas santri.
Para siswa dan guru putra tampak bersarung, berbaju koko, serta mengenakan peci hitam, sementara siswi dan guru putri mengenakan pakaian muslimat, bergamis serba putih.
Apel peringatan Hari Santri dipimpin oleh Kepala SMP Al Falah Deltasari Sidoarjo, Gatot Purwanto. Dalam sambutannya, Gatot Purwanto menyampaikan bahwa setiap siswa di sekolah ini adalah santri. “Sekolah kita adalah sebuah pesantren,” ujarnya.
Lebih lanjut Gatot Purwanto memaparkan perjuangan para santri dalam melawan penjajah di masa lalu, yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Harapannya, SMP Al Falah Deltasari Sidoarjo dapat menjadi Ma’had atau pesantren besar yang melahirkan generasi berakhlak mulia, tawadduk, dan berprestasi.
“Ciri seorang santri itu cinta ilmu, suka membaca, tawadduk, serta berakhlak mulia dan selalu berprestasi. Seorang santri akan sejuk dipandang mata oleh orang tua dan masyarakat sekitar,” tambah Gatot Purwanto.
Usai apel, seluruh siswa berkumpul di ballroom sekolah untuk melantunkan shalawat yang dipimpin oleh grup hadrah Al Banjari dari siswa SMP Al Falah Deltasari. Suara lantang bacaan shalawat terdengar menggema, diiringi dengan tetabuhan rebana yang membuat suasana semakin khidmat. Setelah bershalawat, acara dilanjutkan dengan pembacaan dzikir Al Ma’tsurat yang dipimpin oleh Ustaz Muh. Zuhri, salah satu guru Pendidikan Agama Islam di SMP Al Falah Deltasari.
Dalam kesempatan tersebut, Ustaz Zuhri juga berbagi pengalaman semasa menuntut ilmu di Pondok Pesantren Sabilun Najah, Sidoresmo, Surabaya pada tahun 1993. Ia menekankan bahwa ciri khas santri adalah tawadduk pada guru atau kiai, serta tekun dalam berriyadhah atau berlatih untuk menambah ilmu yang bermanfaat.
“Santri itu harus menjalani tirakat agar cepat menyerap ilmu dan mendapatkan ridha Allah,” ujar Ustaz Zuhri.
Peringatan Hari Santri Nasional di SMP Al Falah Deltasari dilanjutkan dengan tausiyah dari Ustaz M. Nur Sholeh Al Hafidz. Dalam ceramahnya, Ustaz Sholeh menjelaskan sejarah diperingatinya Hari Santri Nasional, yang bertujuan untuk mengenang peran besar santri dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Hari Santri Nasional ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada 22 Oktober 2015 sebagai penghormatan terhadap Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh KH. Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945. Resolusi ini memobilisasi para santri dan ulama untuk melawan penjajah demi mempertahankan kemerdekaan.
Lebih lanjut, Ustaz Sholeh menguraikan tiga karakter penting yang harus dimiliki oleh santri, yang disebutnya sebagai 3 K, yaitu Kesederhanaan dimana santri harus hidup bersahaja meski kaya raya, menunjukkan kehidupan yang sederhana namun bermakna, kedua Kemandirian, yaitu seorang santri harus mampu menata kehidupan sehari-hari dengan baik, tidak bergantung pada orang lain kecuali kepada Allah. Dan ketiga Kearifan, dimana santri harus bijaksana dalam segala tindakan dan sikap sehari-hari.
“Kesederhanaan bukan berarti pelit, tetapi hidup bersahaja meskipun kita kaya raya. Kemandirian berarti tidak bergantung pada orang lain, dan kearifan adalah sifat bijaksana dalam menjalani kehidupan sehari-hari,” jelas Ustaz Sholeh.
Di akhir acara, salah satu siswa, Khansa Tabita A.P. dari kelas 9.4, menjawab dengan lantang tema Hari Santri Nasional 2024, yaitu Menyambung Juang, Merengkuh Masa Depan. Saat ditanya mengenai pentingnya memperingati Hari Santri, Khansa menjawab bahwa peringatan ini penting untuk mengingat kembali perjuangan santri dalam kemerdekaan Indonesia.
“Santri adalah seorang pelajar yang menimba ilmu agama, termasuk mempelajari dan menghafal Alquran, jadi saya juga merasa sebagai seorang santri,” ujar Khansa.
Waka Kurikulum SMP Al Falah Deltasari Sidoarjo, Almusta’anu mengatakan, peringatan Hari Santri Nasional di SMP Al Falah Deltasari Sidoarjo ini menjadi momentum untuk mengingat dan meneladani semangat perjuangan serta karakter santri.
“Semoga para siswa dapat meneladani nilai-nilai tawadduk, cinta ilmu, dan berakhlak mulia dalam kehidupannya mereka,” kata Almusta’anu.(*)
Belum ada komentar, jadilah pertama untuk berkomentar