Yasmin Rahma Kamila, siswa kelas 9.2 SMP Al Falah Deltasari Sidoarjo, berhasil meraih prestasi gemilang dengan menyabet juara 1 dalam lomba desain batik Suroboyoan tingkat SMP/MTs se-Surabaya Raya. Lomba ini diselenggarakan oleh SMKN 12 Surabaya dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional 2024, yang pengumuman pemenangnya dilaksanakan pada Rabu, 2 Oktober 2024.
Lomba yang diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai wilayah, seperti Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, mengharuskan para peserta mengirimkan karya desain hingga tanggal 23 September 2024. Dari ratusan karya yang masuk, panitia mengumumkan 30 nominasi pada 25 September 2024, di antaranya terdapat empat siswa dari SMP Al Falah Deltasari Sidoarjo, yaitu Callysta Adeena Vandani, Daniyha Latisha Shanum, Callysta Shahia Sava, dan Yasmin Rahma Kamila.
Aris Dwi Pambudi, guru pembimbing sekaligus guru Seni Budaya SMP Al Falah Deltasari menyatakan, desain yang diajukan harus sesuai ketentuan yang diberikan panitia. "Desain batik dibuat di atas kertas gambar A4 dengan garis tepi 1 cm. Pewarnaannya menggunakan cat air atau cat poster, dilengkapi dengan identitas, judul, dan deskripsi motif. Anak-anak kami bimbing agar memahami elemen dasar desain batik sebelum mulai berkarya," ujar Aris.
Yasmin berhasil mencuri perhatian dewan juri dengan karyanya yang berjudul Batik Sawunggaling, sebuah mahakarya yang terinspirasi dari Sawunggaling, simbol ayam jantan dan merak jantan, fauna khas Surabaya yang melambangkan kekuatan dan keindahan. Dalam karya tersebut, Yasmin menggabungkan warna gelap dan terang dengan kombinasi hitam dan biru cerah, menciptakan desain yang unik namun tetap mempertahankan filosofi batik tradisional.
Deskripsi karya Yasmin mencerminkan makna mendalam di balik motif batik Sawunggaling. Ia menulis dalam deskripsinya: Suatu historis yang terpatri pada sebuah kain, melukiskan energi dan angan-angannya di atas untaian benang. Lahirnya adi karya batik, tidak lain adalah Sawunggaling. Kombinasi warna gelap hitam, yang terpadu dengan warna biru cerah, menggambarkan filosofi Surabaya yang kuat dan penuh inovasi. Batik Sawunggaling menggaet banyak peminat karena desainnya ringan di mata namun tetap menguatkan kisah yang ada di baliknya.
Yasmin mengungkapkan bahwa ia membutuhkan waktu dua hari untuk menyelesaikan desainnya. “Awalnya saya mau bikin motif hiu dan buaya, tapi pasti akan banyak yang menggunakan, jadi saya mencari inspirasi lain. Saya menemukan contoh batik yang lebih rumit dan memutuskan untuk mencobanya. Pada hari kedua, saya menambahkan detail dan latar belakang. Awalnya saya mencoba menggunakan warna coklat, tetapi hasilnya kurang bagus, jadi saya ganti dengan warna biru cerah dan hitam gelap,” jelasnya.
Yasmin juga mengaku merasa terkejut dan bangga bisa menjadi juara 1 dari total 120 karya peserta. “Saya kaget dan bangga bisa menang, apalagi saat pengumuman saya tidak hadir karena menjadi panitia LDKS di sekolah. Dari 120 karya, dipilih 30 nominasi dan saya bersyukur bisa terpilih sebagai yang terbaik,” ujarnya.
Lomba ini diadakan dengan tujuan untuk melestarikan dan mengembangkan kekayaan budaya batik, khususnya motif Suroboyoan. Panitia berharap agar generasi muda lebih mengenal, mencintai, dan melestarikan warisan budaya batik melalui kreativitas mereka.
Atas prestasinya, Yasmin berhak menerima hadiah berupa uang tunai sebesar Rp500.000, piala, sertifikat, cinderamata, serta golden ticket dari panitia. Yasmin berharap kemenangannya ini bisa menginspirasi teman-temannya untuk terus berkarya dan menjaga kekayaan budaya Indonesia, terutama batik.
Selamat kepada Yasmin Rahma Kamila atas pencapaian yang luar biasa ini!
Belum ada komentar, jadilah pertama untuk berkomentar