Kunjungi Web Kami : Kantor Pusat | KB-TK | SD | SMP Surabaya | SMP Deltasari

Belajar dari Ahli, Siswa SMP Al Falah Deltasari Kenali Ikan Segar

Awesome Image

SMP Al Falah Deltasari Sidoarjo menggelar kegiatan sosialisasi dan edukasi mengenai ikan segar dan bebas formalin bekerja sama dengan Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (BPPMHKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan Surabaya. Acara ini dilaksanakan pada Jumat (25/10) di auditorium sekolah mulai pukul 08.30 WIB hingga 10.30 WIB dan dihadiri oleh tim BPPMHKP Surabaya II sebanyak 8 orang.

Dalam sambutannya, Almusta’anu, Waka Kurikulum SMP Al Falah Deltasari Sidoarjo, menyatakan rasa bangga dan terima kasih atas pelaksanaan program edukatif ini. “Program sosialisasi dan edukasi ini merupakan kehormatan bagi kami karena SMP Al Falah Deltasari dipilih oleh BPPMHKP dalam program BPPMHKP Goes to School. Kami berharap hasil program ini bermanfaat bagi para siswa,” ujarnya Almusta’anu.

Inspektur Mutu Madya BPPMHKP Surabaya II, Detrich Nurul Abdiyanuartien, menjelaskan tujuan dari program tersebut, yaitu untuk memberikan pemahaman kepada siswa SMP tentang cara memilih ikan yang sehat, segar, dan bebas dari bahan pengawet berbahaya, seperti formalin. Program edukasi ini dirancang dalam rangka memperingati ulang tahun Kementerian Kelautan dan Perikanan yang ke-25. Kegiatan ini diharapkan dapat menambah wawasan para siswa SMP Al Falah Deltasari Sidoarjo dalam memilih ikan yang sehat dan aman untuk konsumsi di masa depan.

“Sasaran dari sosialisasi ini adalah para siswa SMP, dan kami memilih SMP Al Falah Deltasari Sidoarjo sebagai apresiasi karena beberapa waktu lalu mereka telah mengadakan kunjungan ke kantor kami dalam kegiatan outdoor learning,” jelas Detrich.

Selain memberikan paparan teori, tim juga melakukan praktik langsung bersama para siswa untuk mengidentifikasi ciri-ciri ikan sehat dan segar, serta membedakannya dengan ikan yang telah diberi formalin. Tim membawa ikan bandeng sebagai sampel dan memeragakan perbedaan visual antara ikan yang sehat dengan yang telah terkena zat pengawet.

Narasumber utama, Laminem, S.Pi., MP., memaparkan pentingnya penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil kelautan serta perikanan untuk memastikan ikan bermutu dan aman dikonsumsi. Ia juga menjelaskan metode penilaian kesegaran ikan melalui 4M, yakni melihat, meraba, menekan, dan mencium. Setelah penjelasan tersebut, Laminem mengajak para siswa mengamati sampel ikan bandeng yang dibawa tim untuk membedakan ikan yang segar dan sehat dengan yang sudah tidak layak konsumsi.

Kegiatan ini disambut antusias oleh para siswa. Aulia Syifa Athiyah dari kelas 9.4 mengaku senang mendapatkan ilmu baru. “Awalnya saya tidak tahu bahwa ada penjual ikan yang menggunakan formalin. Dengan adanya sosialisasi ini, saya jadi tahu, sehingga nanti ketika dewasa ilmu ini bisa saya terapkan untuk keluarga,” ungkap Aulia.

Siswa lainnya, Axelle Ibrahim dari kelas 9.1, merasa terkejut dengan kenyataan bahwa ikan yang diberikan cairan tertentu berubah warna menjadi biru. “Itu kan sangat berbahaya, bisa memunculkan penyakit bagi manusia,” ujar Axelle. Ia juga menambahkan akan memperhatikan ciri-ciri ikan segar, seperti sisik yang menempel kuat, mata ikan yang cembung dan jernih, aroma khas ikan yang segar, daging yang padat dan elastis bila ditekan, serta insang yang berwarna merah cerah.

Prev Next

Komentar

Belum ada komentar, jadilah pertama untuk berkomentar

Tinggalkan Komentar



keyboard_arrow_up